Dampak Program USAID PRIORITAS di LPTK


SJO BANDUNG – Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dan Universitas Islam Negeri (UIN) Bandung telah mengalami sejumlah perubahan penting seiring dengan program USAID PRIORITAS yang sudah memasuki tahun kelima. Pola perkuliahan berlangsung lebih praktis dan para dosen melakukan serangkaian inovasi perkuliahan yang sekaligus menjadi pengalaman pembelajaran praktis bagi para mahasiswa calon guru. Perkuliahan manajemen sekolah pun ditempuh secara praktis layaknya pembelajaran aktif di sekolah. Sementara itu, Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) bagi para mahasiswa didesain secara kolaboratif antara mahasiswa, dosen pembimbing lapangan, dan guru pamong sehingga PPL berjalan lebih efektif bagi kesiapan mahasiswa sebagai calon pendidik dan tenaga kependidikan. UPI dan UIN juga mendiseminasikan praktik baik ini ke Lembaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan (LPTK) konsorsium dan ke sekolah/madrasah lab dan binaannya.

Demikian diungkapkan oleh Rektor UPI Prof Furqon, Ph.D dan Rektor UIN Prof Dr Mahmud, M.Si. pada kesempatan terpisah.

Prof Furqon mengatakan, USAID telah menginspirasi para dosen menyiapkan calon pendidik dan tenaga kependidikan yang mampu mempraktikkan pembelajaran aktif dan manajemen kreatif. “Pada gilirannya, para mahasiswa juga mampu melakukan inovasi pembelajaran dan manajemen sekolah yang efektif untuk mewujudkan kultur yang kondusif bagi terselenggaranya kegiatan pembelajaran yang produktif,” urainya. Rektor UPI ini juga menunjukkan komitmennya, praktik-praktik yang baik ini perlu terus dirawat dan didiseminasikan ke kampus dan sekolah lain melalui berbagai media dan kegiatan.

Prof Mahmud mengakui banyak perubahan penting telah terjadi di kampusnya, khususnya di ruang perkuliahan yang kini lebih bernuansakan PAKEM (Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan) di kelas-kelas perkuliahan PGMI (Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah) dan bernuansa CTL (Contextual Teaching and Learning) di kelas-kelas program studi yang fokus ke MTs. Prof Mahmud menyebut, salah satu perubahan penting sebagai dampak program USAID PRIORITAS adalah model penyelenggaraan PPL.

“Secara khusus terkait PPL, USAID membantu UIN membangun kolaborasi sinergis antara dosen, guru pamong, dan mahasiwa praktikan,” tutur Prof Mahmud. Menggandeng USAID, UIN memfasilitasi mahasiswa untuk menempuh model PPL yang lebih terencana, terpola, dan terbimbing dengan baik oleh dosen dan guru pamong. “Dosen lebih mengerti jenis bantuan apa yang dibutuhkan oleh mahasiswa praktikan agar PPL dapat lebih efektif membangun keprofesian praktikan sebagai calon guru,” lanjutnya. Rektor UIN juga mengklaim, PPL model kolaborasi ini telah masuk dalam panduan PPL Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Bandung.

Memang USAID PRIORITAS dan para pengelola PPL di UPI dan UIN memandang perlu peningkatan peran efektif Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) dan Guru Pamong (GP) dalam melakukan pembimbingan mahasiswa praktikan selagi melakoni PPL. Sebelumnya, komunikasi  antara DPL, GP, dan mahasiswa praktikan masih cenderung searah dan kurang intensif, sehingga pemantauan progress kemampuan mengajar praktikan kurang komprehensif. “Model PPL kolaboratif merupakan terobosan alternatif untuk mekanisme pembimbingan dalam kerangka PPL, suatu model baru yang lebih sitematis dan berpusat pada keperluan mahasiswa praktikan sebagai calon guru,” jelas Lynne Hill, Teaching and Learning Adviser program USAID PRIORITAS, pada pelatihan dosen, guru pamong, dan mahasiswa calon guru di Bandung, akhir September lalu. (ASB/DS)

Subscribe to receive free email updates: